Sabtu, 25 Desember 2010

Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500gram (Saefuddin,2007)

Etiologi
Etiologi persalinan preterm sering kali tidak diketahui. Ada beberapa kondisi medik yang mendorong untuk dilakukan tindakan sehingga terjadi persalinan preterm.
Faktor Resiko
a)Faktor Sosio Budaya
•Perokok atau penyalahgunaan obat (alcohol,kokain,dsb)
•Kemiskinan
•Pendek kurus
•Umur <18Th-40Th
•Tidak / kurang mau melakukan pemeriksaan antenatal
•Ketururnan
•Ras berkulit hitam
b)Kondisi yang menimbulkan partus preterm
•Hipertensi
•Perkembangan janin terhambat (PJT)
•Solusio plasenta
•Plasenta previa
•Kelainan rhesus
•Diabetes
c)Kondisi yang menimbulkan kontraksi
Ada beberapa kondisi ibu yang merangsang terjadinya kontraksi spontan, kemungkinan telah terjadi produksi prostaglandin
•Kelaianan bawaan uterus
•Ketuban pecah dini
•Serviks inkompeten
•Kehamilan ganda
d)Komplikasi medis/obstetric
@ Perdarahan plasenta, dengan pembentukan prostaglandin dan mungkin induksi stress
•Janin mati, kelinan konsepsi/kelainan congenital
•KPD
•Plasentasi yang kurang baik
•Distensi uterus
•Riwayat pernah melahirkan premature
•Kelainan serviks
•Penyakit ibu yang berat
•Kurang gizi mengakibatkan anemia, kekurangan Zn dan asam folat
•Anomaly uterus

Adanya faktor tersebut yang terpenting adalah bagaimana menemukan kasus resiko tinggi dan kemungkinan memberikan penyuluhan agar ibu dapat mengurangi resiko tambahan. Riwayat berat lahir rendah mempunyai perkiraan preterm sebanyak 17,5% suatu resiko relative hamper 2,5 kali. Ia juga menunjukkan bahwa kelas sosioekonomi yang rendah mempunyai resiko relative hamper 2 kali. Berat ibu yang menunjukkan kemungkinan kurang gizi juga mempunyai resiko meningkat dibandingkan dengan gizi lebih baik. Ada pula hubungan bermakna antara kerja fisik (mengangkat berat, kerja berat, dan sebagainya) dengan kejadian preterm.

Penanganan Umum
•Lakukan evaluasi cepat keadaan umum ibu
•Upaya melakukan konfirmasi umur kehamilan bayi
Penilaian Klinik
a)Kriteria persalinan premature antara lain kontraksi yang teratur dengan jarak 7-8 menit atau kurang dan adanya pengeluaran lender kemerahan atau cairan pervaginam dan dikuti salah satu berikut ini:
-Pada periksa dalam
# Pendataran 50-80% atau lebih
#Pembukaan 2 cm atau lebih
-Mengukur panjang serviks dengan vaginal probe USG
#Panjang serviks kurang dari 2 cm pasti akan terjadi persalinan preterm
#tujuan utama adalah bagaimana mengetahui dan menghalangi terjadinya persalinan preterm
b)Cara edukasi pasien bahkan dengan monitoring kegiatan di rumah tampaknya tidak memberikan perubahan dalam insiden kelahiran preterm.
Penanganan
•Coba hentikan kontraksi uterus/penundaan kelahiran
•Persalinan berjalan terus dan siapkan penganan selanjutnya

Upaya menghentikan kontraksi uterus
Kemungkinan oabat0obatab tokolitik hanya berhasil sebentar tapi penting untuk dipakai memberikan kortikosteroid sebagai induksi maturitas paru bayi bila usia gestasi kurang dari 34 minggu
Intervensi ini bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup mantang. Penundaan kelahiran ini dilakukan bila:
-Umur kehamilan kurang dari 35minggu
-Pembukaan serviks kurang dari 3 cm
-Tidak ada amnionitis, preeclampsia atau perdarahan yang aktif
-Tidak ada gawat janin
Ibu masuk ke rumah sakit (rawat inap), lakukan evaluasi terhadap his dan pembukaan.
-Berikan kortikosteroid untuk meperbaiki kematangan paru janin
-Berikan 2 dosis betamethason 12mg IM selang 12 jam (atau berikan 4 dosis deksamethason 5 mg IM selang 6jam)
-Steroid tidak boleh diberikan bila infeksi yang jelas.

Pencegahan persalinan preterm
Meskipun disadari manfaat pemeriksaan antenatal dalam menurunkan kejadian berat lahir rendah, tetapi kualitas pelayanan masih perlu disangsikan. Secara luas perlu dilakukan upaya menurunkan kejadian berat lahir rendah dengan:
-Pendidikan masyarakat melaui media yang ada tentang bahaya dan kerugian kelahiran preterm atau berat lahir rendah. Masyarakat diharapkan untukmenghindarkan faktor resiko diantanya ialah dengan menjarangkan kelahiran menjadi lebih dari 3tahun, menunda usia kehamilan sampai dengan 22-23 tahun dan sebagainya.
-Menggunakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal yang baik
-Mengusahakan makan lebih baik pada mas kehamilan agar menghindarkan kekurangan gizi dan anemia.
-Menghindarkan kerja berat selama hamil. Dalam hal ini diperlukan pertauran yang melindungi wanita hamil dari sangsi pemutusan hubungan kerja.
Yang dimaksud disini dengan pencegahan ialah pencegahan kelahiran preterm bukan karena kondisi medic (perdarahan,hipertensi). Jadi bila ada psien dengan indikasi riwayat preterm atau gemelli maka dapat dimasukkan kedalam program ini. Apa yang dimaksud dengan program ini?
Beberpa penelitian telah mencoba membuat program bagi pasien dengan indikasi partus preterm dan mencoba menghentikan proses dengan tokolisis; hasilnya cukup baik dengan menurunnya kejadian preterm separuhnya.
Pasien diberitahu mengenai gejala kontraksi, baik secara palpasi maupun alat perakam selama 2 jam dalam sehari. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan ternyata kontraksi menjadi lebih sering yaitu 2kali/10menit dalam 48jam menjelang partus. Pasien dapat diintruksikan bila merasakan kontraksi 4 kali atau lebih per jam diminta untuk menghubungi klinik.
Pasien di anjurkan untuk datang ke klinik dan dinilai keadaan serviks yang bila ternyata sudah matang maka dilakukan pengobatan tokolisis, sebelum memberikan terpi tokolisis sebaiknya dilakukan pengawasan adanya his (sebaiknya dengan tokografi), dalam keadaan pasien berbaring ke miring dan memberikan minum. Bila kontraksi hilang maka perlu melanjutkan terpai tokolisis.
Perlu diperiksa adanya kontraindikasi pemberian obat. Obat beta mimetik jangan diberikan pada pasien dengan penyakit jantung, oedem paru. Pengobatan tokolisis dimulai dengan infuse dan kemudian dapat dilanjutkan dengan obat oral secara berobat jalan bila ternyata parus dapat ditunda.

Persalinan berlanjut
Bila tokolisis tidak berhasil lakukan persalianan dengan upaya maksimal jangan menyetop kontraksi uterus bila:
-Umur kehamilan 35 minggu
-Serviks membuka lebih dari 3cm
-Perdarahan aktif
-Janin mati dan adanya kelaianan congenital yang kemungkinan hidup kecil
-Adanya khorioamnionitis
-Preeclampsia
-Gawat janin
Monitor kemajuan persalianan dengan partograf, hindarkan pemakaian vacuum untuk melahirkan (sebab resiko perdarahan intrakranial pada bayi premetur cukup tinggi).
Persiapan menolong bayi prematur, asfiksia bias memperburuk penyakit membrane hialin dan komplikasi premature
Tindakan bayi postpartum:
-Usahakan lingkungan yang hangat
-Oksigen
-ventilasi

Sumber:
Prawirohardjo, Sarwono, Editor : Hanifa Wiknjosastro, dkk. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta.
Saifuddin, A Bani. 2008. Buku Panduan Pratis Pelayaan kesehatan dan Neonatal. Yayasan Bani Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar